ZONA PENANGKAPAN IKAN
KONSERVASI PERIKANAN TANGKAP
Konservasi perikanan tangkap merupakan upaya menjaga keberlanjutan sumber daya ikan melalui pengelolaan kegiatan penangkapan agar tidak merusak ekosistem laut dan tetap menjamin ketersediaan stok ikan. Di Pantai Komodo, sebagian besar nelayan masih menggunakan alat tangkap tradisional seperti gillnet (jaring insang).
Langkah konservasi yang dilakukan meliputi:
- Penggunaan Alat Tangkap Ramah Lingkungan untuk mencegah tangkapan berlebih (overfishing) dan melindungi habitat biota laut.
- Pengaturan Musim dan Ukuran Tangkapan sehingga hanya ikan layak konsumsi yang diambil, sementara ikan kecil dibiarkan tumbuh.
- Edukasi Nelayan mengenai praktik penangkapan berkelanjutan serta pentingnya menjaga ekosistem pesisir.
- Diversifikasi Usaha melalui pengolahan hasil laut dan eduwisata, sehingga nelayan tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan.
- Dengan penerapan konservasi ini, perikanan tangkap di Pantai Komodo diharapkan dapat terus menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Zona Penangkapan Ikan
Tim Abdimas UPS Gelar Pelatihan Penentuan Zona Tangkap dan Konservasi Laut di Kawasan Eduminawisata Pantai Komodo
Kota Tegal 26/07/2025 –Universitas Pancasakti Tegal melalui tim pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas Ketua, Heru Kurniawan Alamsyah, S.Kel., M.Han beserta anggota Ir. Sri Mulyani, M.Si., (FPIK) dan Nadya Shafira Salsabila, S.T., M.T. (FTIK) melaksanakan kegiatan Pelatihan Penentuan Zona Tangkap dan Konservasi Laut bagi Kelompok Nelayan Kawasan Eduminawisata Pantai Komodo, Kota Tegal. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nelayan dalam mengoptimalkan hasil tangkapan sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya laut.
Ketua tim pengabdian, Heru Kurniawan Alamsyah, S.Kel., M.Han, menyampaikan materi terkait pemanfaatan teknologi digital, khususnya penggunaan GPS, ecosounder, serta data suhu permukaan laut dalam menentukan daerah penangkapan ikan (DPI). Melalui teknologi tersebut nelayan dapat menentukan lokasi secara akurat, memudahkan navigasi, menghemat waktu, dan mengurangi biaya operasional melalui efisiensi rute serta penggunaan bahan bakar.
Pelatihan ini juga melibatkan pemuda pesisir (local hero) sebagai operator dan pendamping teknologi digital, sehingga transfer pengetahuan dapat berlangsung lebih efektif dan berkelanjutan. Dalam penyampaian materi, ditekankan bahwa pemanfaatan teknologi modern bukan hanya meningkatkan produktivitas nelayan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.
Lurah Panggung, Aminudin Suseno, S.H., M.H, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami sangat menyambut baik adanya pelatihan ini, karena dapat membantu para nelayan di wilayah kami untuk lebih maju dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Harapan kami, ilmu yang didapat bisa langsung diterapkan sehingga hasil tangkapan meningkat tanpa merusak ekosistem laut. Ini adalah langkah nyata menuju kesejahteraan nelayan sekaligus keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Selain manfaat, peserta juga diberi pemahaman mengenai tantangan yang mungkin dihadapi, seperti faktor cuaca ekstrem maupun keterbatasan integrasi teknologi. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan berkelanjutan, pembaruan sistem, dan kesiapan teknologi cadangan agar manfaat penggunaan perangkat ini dapat optimal.
Secara keseluruhan, kegiatan pelatihan ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat nelayan. Diharapkan, dengan bekal pengetahuan dan keterampilan baru, nelayan Pantai Pulo Komodo dapat meningkatkan hasil tangkapan, menekan biaya operasional, serta berkontribusi pada pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
